Suasana Harvestory Park Saat Pemadaman Listrik, 22 Maret 2025. WARTABUMINEWS/Dekanusa Nur Kalam |
WARTABUMINEWS, SURABAYA. Earth Hour Surabaya menggelar Switch Off 2025: Suro-Boyo Green Ramadhan Action pada Sabtu, 22 Maret 2025, di Harvestory Park, Balas Klumprik, Kec. Wiyung, Surabaya. Acara yang berlangsung dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIB ini menghadirkan diskusi lingkungan, pertunjukan seni, dan ditutup dengan pemadaman listrik selama satu jam pada pukul 20.30–21.30. Kegiatan ini bertujuan mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dan bersama-sama mengurangi emisi karbon.
Switch Off 2025 tidak hanya digelar di lokasi acara, tetapi juga di hotel-hotel mitra seperti Shangri-La, Wyndham, Luminous, hingga Yello Hotel. Pemadaman listrik dilakukan serentak sebagai bentuk aksi nyata hemat energi. Ketua Earth Hour Surabaya 2025, Nandina Salsabila Putri, menyebut persiapan acara sudah dilakukan sejak Januari 2025 dengan semangat memperluas jangkauan gerakan earth hour pada masyarakat Surabaya.
Suasana di Harvestory Park terasa hangat dan penuh kebersamaan. Walaupun sempat diguyur hujan cukup deras pada sore hari, hal itu tidak mematahkan semangat pengunjung untuk terus mengikuti rangkaian acara. Sore hari diisi dengan kegiatan menarik dari para Duta Earth Hour Surabaya, salah satunya workshop memasak rujak cingur untuk berbuka puasa bersama. Setelah berbuka dan beristirahat sejenak, acara kembali dilanjutkan pukul 19.00 WIB dengan sesi talkshow yang membahas isu lingkungan.
Dalam sesi talk show, Aida Erfian dari PLN Nusantara Power mengingatkan pentingnya menggunakan listrik seperlunya. “Jangan hanya pakai listrik karena kebiasaan, tapi karena benar-benar butuh. Mulailah dari kesadaran diri sendiri,” ujarnya.
Selain itu, Palupi Wikandari dari Perumda Air Minum Surya Sembada Surabaya juga hadir untuk mengajak masyarakat lebih bijak menggunakan air bersih. Menurutnya, gaya hidup hemat energi dan air harus dibangun dari hal kecil yang konsisten.
Momen Penyalaan Lilin oleh Panitia Earth Hour Surabaya, 22 Maret 2025. WARTABUMINEWS/Dekanusa Nur Kalam |
Yang menarik, lilin yang dinyalakan saat pemadaman listrik dibuat dari minyak jelantah dan kaleng bekas. “Minyak jelantah itu limbah yang sering dibuang sembarangan. Kami kumpulkan dari rumah ke rumah, lalu kami olah jadi lilin. Ini simbol bahwa limbah bisa punya manfaat,” kata Nandina.
Tak hanya soal pemadaman listrik, Switch Off 2025 juga menginspirasi masyarakat bahwa banyak aktivitas seru bisa dilakukan tanpa listrik. Saat pemadaman berlangsung, pengunjung diajak menikmati puisi dari Undisputed Poetry, monolog oleh Bintang Adara, nyanyi bersama UKM Musik Sudut Mata, serta melukis bareng. “Melukis, ngobrol, menikmati musik akustik, semua itu bisa dinikmati tanpa listrik, dan justru membuat kita lebih dekat satu sama lain,” ujar Nandina.
![]() |
Infografis Switch Off 2025, Suro-Boyo Green Ramadhan Action. |
Nandina berharap, acara ini dapat menginspirasi warga Surabaya untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih hemat energi dan peduli lingkungan. Data Earth Hour Jakarta tahun 2024 mencatat, aksi serentak selama satu jam berhasil mengurangi 160 ton emisi karbon (DLH Jakarta). “Intinya, kalau kita lakukan bersama-sama, dampaknya signifikan. Listrik yang dihemat bahkan bisa dialihkan untuk membantu menghidupkan suatu desa,” tutup Nandina.
Penulis : Dekanusa Nur Kalam
Editor : Harits Razan
Infografis : M Rafli Al Ghazali
0 Comments